14 Pelaku Serangan di Sinai Dihabisi Pasukan Keamanan Mesir

 

Matamatanews.com, KAIRO—14 pelaku penyerangan di Semenanjung Sinai pada Rabu (5/6/2019) lalu di pos pemeriksaan dikabarkan tewas, kata pihak berwenang seperti di kutip AFP pada Kamis (6/6/2019) kemarin.Serangan yang dilakukan kelompok ISIS di barat daya El-Arish, ibukota Sinai Utara itu menewaskan delapan polisi, dan lima militan.

Pasca insiden berdarah tersebut sejumlah orang yang diduga sebagai geilyawan melarikan diri dari lokasi kejadian hingga kemudian pihak keaman berhasil melacak keberadaan mereka lalu ‘menghabisi’nya, ungkap Kementerian Dalam negeri dalam sebuah pernyataan.

"Mengikuti rute dari elemen-elemen yang melarikan diri yang bertanggung jawab atas serangan itu mengarah ke sekelompok elemen teroris di tempat persembunyian yang ditinggalkan di tempat kosong," kata kementerian itu.

Sebelum terjadi ‘baku tembak’ dengan ke 14 pelaku, pihak keamanan melakukan pengepungan terlebih dahulu hingga menewaskan mereka, tambah kementerian. Selain itu pihak keamanan juga menemukan 14 senjata, tiga alat peledak dan dua sabuk peledak. Foto para tersangka yang terbunuh dan terbaring dalam genangan darah itu kemudian diedarkan bersama pernyataan tersebut.

Kepada AFP salah satu sumber medis mengirimkan daftar polisi yang terbunuh,juga rekaman dari seorang perwira polisi yang meminta namanya untuk tidak disebutkan.Rekaman tersebut berisi tentang komunikasi pasukan keamanan yang tengah mengkonfirmasi bahwa sebuah pesawat militer telah dihancurkan oleh tank yang dibajak seorang militan.

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh sayap propagandanya, Amaq, ISIS mengatakan para pejuangnya telah melakukan"dua serangan secara serentak” di dua pos pemeriksaan polisi" di el-Arish. Serangan itu terjadi bertepatan pada hari Idul Fitri lalu. Seperti diketahui pada bulan Februari 2018 lalu pasukan militer melancarkan serangan besar-besaran terhadap kantong-kantong militan terutama yang berada di Sinai Utara.

Data resmi menyebut sedikitnya 665 pemberontak tewas sejak dilancarkan operasi militer oleh pihak pemerintah,sementara tentara kehilangan 50 orang personilnya yang tewas. Karena tidak adanya komunikasi yang intens dan minimnya  statistik idependen yang tersedia di wilayah konflik maka verifikasi jumlah korban secara akurat sulit di dapat. (bar)

 

sam

No comment

Leave a Response