Diduga Lakukan Aksi Matamata Pria Asal Ukraina Ditahan Rusia

 

Matamatanews.com, MOSKOW—Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB-Federal'naya Sluzhba Bezopasnosti Rossiyskoy Federatsii) dikabarkan baru saja mengamankan seorang warga negara Ukraina di Tula, sebuah kota yang terletak di 193 km selatan Moskow karena mengumpulkan informasi yang sangat rahasia terkait jenis senjata terbaru atas perintah intelijen Ukraina, kata kantor pers FSB seperti dikutip kantor berita Rusia, TASS, Senin (23/8/2021).

"Dinas Keamanan Federal telah menangkap seorang warga negara Ukraina di Tula karena mengumpulkan data yang merupakan rahasia negara tentang persenjataan terbaru dan dokumentasi teknis rahasia untuk mereka," kata kantor pers FSB.

Menurut data yang didapat FSB, pria asing itu ditahan karena tengah mencari staf perusahaan pertahanan Rusia yang memiliki akses ke rahasia negara.Pihak FSB menyebutkan, pria asing itu bekerja di bawah isntruksi dinas intelijen Ukraina.

"Tujuannya adalah untuk merekrut orang Rusia dan mendapatkan informasi yang dilindungi hukum dari mereka tentang senjata ringan canggih," kata FSB.

Pihak FSB mengatakan bahwa sebuah kasus pidana berdasarkan pasal 276 KUHP Rusia tentang Spionase bisa dibuka terhadap warga negara Ukraina, dan kejahatan ini bisa diancam dengan hukuman penjara 10 hingga 20 tahun penjara.

Sebuah kasus pidana berdasarkan pasal 276 KUHP Rusia ("Spionase") telah dibuka terhadap warga negara Ukraina, kata kantor pers FSB.Kejahatan ini diancam dengan hukuman penjara 10 sampai 20 tahun. 

Sementara itu kementerian luar negeri Ukraina sejauh ini belum menanggapi terkait penangkapan warga negaranya yang oleh  Rusia disebut sebagai matamata.Sejauh ini FSB mengatakan bahwa pria yang diduga matamata Ukraina mencoba merekrut pekerja di pabrik senjata Tula sebagai informan.

Pabrik yang terletak sekiatr 170 km (105) selatan Moskow itu memang dikenal menghasilkan peluru kendali serta senapan otomatis dan penembak jitu canggih untuk digunakana para militer Rusia.

Dalam keterangannya, FSB menyebutkan bahwa pria itu berusaha mendapatkan rahasia negara Rusia tentang berbagai jenis senjata terbaru dan dokumen teknis rahasia terkait jenis senjata yang sedang dikembang.

Seperti diketahui hubungan Kiev dan Moskow  mengalami penurunan drastis setelah Rusia mencaplok Krimea dari Ukraina pada tahun 2014 lalu dan mendukung pembrontakan separatis pro-Rusia di Ukraina timur. Kiev memperkirakan bahwa 14.000 orang telah tewas dalam konflik di Donbas, Ukraina timu, sejak tahun 2014 lalu. (sam/tass/arab news)

 

 

 

redaksi

No comment

Leave a Response