Mengkaji Semburan Lumpur Panas Di Blora

 

Matamatanews.com, PURWOKERTO –-Semburan lumpur panas bercampur gas di kawasan Kesongo, Blora merupakan fenomena gunung lumpur atau Mud Volcano. Meletusnya kawah lumpur panas yang mencapai belasan meter pada hari Kamis (27082020) sempat viral di media masa dan menjadi perbincangan masyarakat. 

"Belasan ternak kerbau milik warga yang tengah digembalakan mati terkubur lumpur, "ungkap Tim Promosi Unsoed Ir.Alief Einstein, M.Hum.

Sementara Dosen Teknik Geologi Fakultas Teknik Unsoed Dr. Eko Bayu Purwasatriya, S.T., M.Si. menjelaskan bahwa gunung lumpur (Mud Volcano) Kesongo tersebut berlokasi di Dukuh Sucen, Desa Gabusan, Kecamatan Jati, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Menurutnya, Gunung lumpur Kesongo tersebut merupakan salah satu gunung lumpur di bawah permukaan bumi yang keluar ke permukaan secara alami, mirip dengan fenomena “Bledug Kuwu”, “Bledug Cangkring”, dan “Bledug Sedangrejo” yang lokasinya 15 kilometer sebelah Barat Kesongo, tepatnya di daerah Grobogan, Jawa Tengah.

Bayu yang juga Ahli Stratigrafi ini menambahkan letusan gunung lumpur Kesongo terjadi ketika gas metan dari bawah permukaan berusaha mencapai permukaan namun terhalang oleh material lumpur. Ketika tekanan gas metan cukup kuat dan mampu mendorong material lumpur keluar, maka terjadilah letusan gunung lumpur tersebut. 

"Gunung lumpur yang sangat aktif dengan letusan yang kecil-kecil cenderung lebih aman dari letusan yang besar, karena tekanan gas di bawah permukaan bumi sudah dikeluarkan ke permukaan. Namun demikian, masyarakat diharapkan tetap waspada dan jangan beraktifitas terlalu dekat dengan kawah terutama yang jarang aktif letusannya, "kata Bayu.

Adapun proses terjadinya gunung lumpur menurut anggota Ikatan Ahli Geologi Indonesia ini, akibat adanya sedimen lumpur yang diendapkan secara cepat jutaan tahun yang lalu. Pengendapan yang cepat menurutnya menyebabkan sedimen lumpur yang banyak kandungan airnya terkubur dan tertekan oleh sedimen di atasnya. 

Proses tektonik juga ikut berperan menekan sedimen lumpur tersebut sehingga sedimen lumpur mencari jalan keluar ke permukaan melalui rekahan-rekahan yang ada di atasnya. 

"Adanya kandungan gas bumi berupa gas metan yang bercampur dengan sedikit Karbondioksida dan Nitrogen juga menambah tekanan lumpur di bawah permukaan, sehingga menghasilkan letusan lumpur tersebut, " ungkap Bayu.

Ahli Geologi Minyak dan Gas Bumi ini juga menjelaskan sisi positifnya adalah daerah ini umumnya sangat potensial menghasilkan minyak dan gas bumi. 

"Dengan teknologi dan pengetahuan yang baik tentang geologi, maka akan diproduksi minyak dan gas bumi dengan aman, seperti yang telah dilakukan oleh beberapa perusahaan minyak yang memproduksi migas di sekitar gunung lumpur tersebut, pungkas Bayu. (hen)

 

redaksi

No comment

Leave a Response