Miris, Gereja di Surabaya Diguncang Bom

 

Matamatanews.com, SURABAYA—Sebanyak 40 orang dikabarklan terluka dalam ledakan yang terjadi di di Surabaya, Jawa Timur pada Minggu (13/5/2018) pagi tadi di tiga lokasi berbeda dan 9 orang lainnya meninggal dunia. Pihak keamanan menyebut, pelaku diduga menyamar ketika memasuki Gereja sebagai umat kemudian meledakkan bom bunuh diri.

Ledakan yang diduga berasal dari bom bunuh diri itu terjadi di tiga lokasi berbeda, yaitu di depan Gereja Santa Maria Jalan Ngagel utara, GKI Diponegoro, dan GPPS Sawahan di Jalan Arjuno, Surabaya. Ledakan diperkirakan terjadi sekitar pukul 07 atau 07.15 WIB saat jemaat tengah melakukan ibadah.

Kepala Bidang Humas Polda Jawa Timur Komisaris Besar Frans Barung Mangera mengatakan empat orang meninggal di Gereja Santa Maria Tak Bercela Jalan Ngagel utara, dua orang dekat Gereja Kristen Indonesia (GKI) Diponegoro, dan dua orang di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) Sawahan di Jalan Arjuno, Surabaya.

“ Pelaku berpura-pura ingin masuk gereja, tapi kenyataannya mereka melakukan seperti itu,”jelas Frans Barung Mangera sambil mengatakan bahwa pihak kepolisian terpaksa menutup seluruh akses tempat kejadia perkara (TKP).

Dengan adanya ledakan tiga gereja di tiga tempat berbeda di itu, Gubernur  Jawa Timur Dr.H.Soekarwo meminta masyarakat untuk tidak takut terhadap terorisme,bahkan sebaliknya harus berani melawannya karena terorisme merusak sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Hal itu disampaikan pakde Karwo, sapaan Gubernur Jatim ini disela-sela mengunjungi lokasi tempat kejadian perkara (TKP) bom bunuh diri di gereja Jalan Arjuna Surabaya, Ahad (13/5/2018) pukul 09.45 pagi tadi. Hal senada juga dilontarkan pengamat dunia Islam dan pegiat bisnis urusan Timur Tengah dan Eropa,Imbang Jaya disela kesibukannya menyusun agenda Ramadhan pekan depan.

“Apun namanya,terorisme  itu tidak dibenarkan dan merugikan banyak pihak,baik individu,kelompok maupun tatanan negara. Kita merasa prihatin dengan adanya peristiwa ledakan di Surabaya, tapi juga kita jangan larut dengan satu persoalan saja, yakni terorisme sementara kasus korupsi, penyalahgunaan wewenang dan kejahatan perbankan kita diamkan.Intinnya apapun bentuk kejahatan di negeri ini harus mendapat perhatian besar sesuai dengan porsinya dan tidak berlebiohan penanganannya,” jelas pria yang akrab disapa Imbang kepada Matamatanews.com dikediamannya.

“ Sebagai umat beragama kita menyesalkan masih ada -orang yang tidak bertanggungjawab melakukan tindakan keji dengan cara yang pengecut dengan cara meledakan diri. Dan aksi tersebut bukan representasi dari  umat Islam, dan pihak keamanan harus benar-benar profesional mengungkap kasus ini sedeteil mungkin agar tidak menimbulkan masalah baru dan gesekan di masyarakat. Selain itu juga jangan asal tuding bahwa pelaku dari kelompok tertentu,karena tahun ini merupakan tahun politik sehingga bila salah dalam menyikapi persoalan dikhawatirkan akan menjadi bola liar,” lanjut Imbang.

Hingga berita ini diturunkan pihak kepolisian masih terus menelisik dan melakukan penyisiran terkait ledakan di tiga gereja tersebut, bahkan sejumlah sumber yang ditemui media ini meminta agar pihak berwenang tidak terlalu cepat mengambil kesimpulan bahwa pelaku dari kelompok tertentu sebelum penyelidikan dan penyidikan menghasilkan data yang akurat.

“Biarkan pihak kepolisian melakukan penyelidikan secara profesional terhadap kasus ledakan ini sehingga hasil yang di dapat merupakan hasil telaah dan penelusuran yang validitasnya sahih dan bisa dipertanggungjawabkan. Dan kami yakin, kepolisian mampu untuk menguak dan mengusut perkara ini hingga tuntas seperti yang diharapkan masyarakat,” tandas Imbang, mengakhiri perbincangan.(cam/altres)

sam

No comment

Leave a Response