Akibat Serangan Rudal Rusia ke Ukraina Warga Sipil Jadi Korban

 

Matamatanews.com, UKRAINA—Pada  Selasa (15/8/2023) dini hari kemarin, pasukan Rusia dikabarkan melancarkan serangan rudalnya secara beruntun ke berbagai daerah di seluruh Ukraina hingga mengakibatkan warga sipil terbunuh dan luka-luka.Serangan itu bukan membunuh dan melukai warga sipil saja,  namun merusak infrastruktir sipil.

Rentetan itu terjadi beberapa jam sebelum pejabat tinggi militer Rusia dan mitra dari Asia, Timur Tengah dan Afrika berkumpul di luar Moskow untuk melakukan konferensi keamanan, di mana pertempuran di Ukraina kemungkinan akan mendominasi agenda. 

Kini Perang Moskow di Ukraina mendekati 18 bulan. Angkatan Udara Ukraina mengatakan Rusia menembakkan total 28 rudal jelajah ke negara itu. Enam belas dari mereka dicegat, kata pernyataan itu.

"Serangan skala besar yang disengaja terhadap warga sipil. Semata-mata demi pembunuhan dan tekanan psikologis," kata penasihat presiden Mykhailo Podolyak di X dalam cuittannya di Twitter, seraya menambahkan bahwa rentetan itu adalah "manifestasi yang tak terbantahkan" dari "aktivitas teroris Rusia, yang secara hukum didokumentasikan oleh banyak kehancuran dan korban."

Enam dari tujuh rudal yang diluncurkan Rusia menghantam wilayah barat Lviv, melukai 15 orang, demikian laporan Gubernur Lviv Maksym Kozytskyi. Empat puluh bangunan dan rumah rusak di wilayah yang berbatasan dengan Polandia, termasuk di kota Lviv, dan jaringan listrik juga rusak.

Di wilayah tetangga Volyn, tiga orang tewas oleh serangan rudal Rusia dan tiga lainnya luka-luka, menurut Oleksii Kuleba, wakil kepala kantor kepresidenan Ukraina. Di wilayah tenggara Dnipropetrovsk, dua orang terluka di ibu kota wilayah tersebut. Di wilayah Ivano-Frankivsk terdekat, puing-puing rudal menghantam sebuah rumah pribadi.

Sebagian kota Smila di wilayah tengah Cherkasy dibiarkan tanpa akses air setelah serangan Rusia. Serangan itu merusak fasilitas medis, serta jaringan pasokan air dan panas.

Di salah satu desa di garis depan wilayah Zaporizhzhia, sebuah rudal menghantam sebuah stadion di sebuah sekolah, merusak bangunan fasilitas tersebut serta rumah-rumah penduduk dan sebuah taman kanak-kanak. Pasukan Rusia juga menyerang gudang bahan makanan di Kramatorsk, sebuah kota di wilayah garis depan Donetsk di timur, menewaskan satu orang dan melukai lainnya. Rentetan di seluruh negeri itu terjadi sehari setelah pasukan Rusia melepaskan gelombang serangan rudal dan pesawat tak berawak di wilayah non-garis depan, Odesa, di barat daya negara itu.

Pasukan Kremlin baru-baru ini menyerang Odesa, menyerang fasilitas yang mengangkut ekspor biji-bijian penting Ukraina dan juga merusak situs bersejarah Ukraina yang berharga. Serangan berulang di Odesa mengikuti keputusan Moskow untuk memutuskan perjanjian penting yang memungkinkan biji-bijian mengalir dari Ukraina ke negara-negara di Afrika, Timur Tengah, dan Asia serta membantu mengurangi ancaman kelaparan.

Di Rusia pada hari Selasa, pejabat tinggi militer Rusia dan rekan-rekan mereka dari Belarus, China, India, negara-negara Timur Tengah dan Afrika berkumpul di luar Moskow untuk konferensi keamanan.

Berpidato di konferensi dalam pernyataan video yang direkam sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin sekali lagi menuduh Barat memicu konflik "dengan memompa miliaran dolar" ke Kyiv dan "memasoknya dengan peralatan, senjata, amunisi, mengirim penasihat militer mereka dan tentara bayaran." "Semuanya dilakukan untuk semakin menyulut konflik, untuk menarik negara lain ke dalamnya," kata Putin.

Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu berusaha meremehkan pentingnya dukungan Barat untuk Ukraina, dengan mengatakan bahwa terlepas dari semua dukungan itu, pasukan Kyiv "gagal mencapai hasil di medan perang." (bar/AP/the korea times)

redaksi

No comment

Leave a Response