Alan Budikusuma, From Zero To Hero

 

 

Matamatanews.com, JAKARTA - Alexander Alan Budikusuma Wiratama, lahir pada tanggal 29 Maret 1968, adalah mantan pemain bulu tangkis Indonesia yang meraih medali emas cabang bulu tangkis pada Olimpiade Barcelona 1992 di nomor tunggal putra.

Alan adalah atlet yang bisa belajar dari kekalahan. Contohnya tahun 1991 Alan kalah dari Ardy Bernadus Wiranata di All England. Tetapi pada tahun 1992 Alan berbalik mengalahkan Ardy di Olimpiade Barcelona. Contoh lain yaitu pada tahun 1996, Alan Kalah dari Poul Erick di Olimpiade Atlanta tetapi pada tahun yang sama Alan mengalahkan Poul Erik di Indonesia Open.

Alan mulai memegang raket sejak umur 7 tahun. Ia lalu dipanggil oleh PBSI pada 1987 bersama Ardy Bernadus Wiranata (rekan satu klubnya) dan Hermawan Susanto. Prestasinya telah terlihat saat ia menjuarai tunggal putra junior di Jakarta Open pada 1985 dalam usia 17 tahun dan Thailand Terbuka pada 1989. Ia sering diturunkan di Tim Piala Thomas Indonesia pada 1988-1998.

Tetapi, pada dekade 1990-an, ia seperti jagoan tanpa prestasi. Kekalahannya pada pertandingan Final Piala Thomas 1992 di Kuala Lumpur, Malaysia, melawan Foo Kok Keong, membuat ia dikucilkan di berbagai artikel koran. Kekalahan di Malaysia itu membuat semua orang bertanya, apakah Alan masih pantas berjuang mengharumkan nama Indonesia.

Namun Alan tidak patah semangat, ia membuktikan diri bahwa pandangan terhadap dirinya adalah salah besar. Dan ia membuktikan saat bertanding dengan sesama atlet Indonesia di Olimpiade 1992, yaitu Ardy Wiranata. Sepanjang pertandingan final Olimpiade 1992 itu, Alan dan Ardy terus bertukar serangan, baik smash, netting, back hand, dan jenis pukulan raket lainnya. Sampai akhirnya, Ardy tidak lagi berkutik dan Alan sukses mengembalikan kehormatannya, medali emas pun diraihnya.

Alan memang luar biasa. Mampu mengubah yang tidak mungkin menjadi mungkin. Ia yang tadinya tidak difavoritkan juara Olimpiade ternyata mampu menjuarainya. Atas prestasinya tersebut, Alan mendapatkan Tanda Kehormatan dari Pemerintah Republik Indonesia yaitu Bintang Jasa Utama.

Pasca-Olimpiade, kariernya malah melejit tinggi. Pada Final Piala Thomas 1996 di Hong Kong, ia menjadi penentu kemenangan mutlak Indonesia 5-0 Denmark saat ia mengalahkan Peter Rasmussen.

Pada 1997, Alan menikah dengan Susi Susanti yan juga peraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992 pada cabang yang sama di tunggal putri. Dari perkawinan dengan Susi, mereka dikaruniai 3 orang anak yaitu Laurencia Averina Wiratama, Albertus Edward Wiratama dan Sebastianus Frederick Wiratama.

Prestasi yang pernah diraih Alan adalah :
- Medali Emas Olimpiade Barcelona 1992.
- Juara Malaysia Open 1995.
- Juara Indonesia Open 1993.
- Juara Invitasi Piala Dunia 1993.
- Juara German Open 1992.
- Juara China Open 1991.
- Juara Thailand Open 1989 dan 1991.
- Juara Dutch Open 1989. 

Dari Alan kita bisa belajar, tidak semua orang yang dikucilkan dan tidak diperhitungkan itu tidak pernah punya prestasi. Kenyataannya Alan bisa membalikan fakta dan pandangan banyak orang. Perjuangan Alan tidak pernah padam, seperti pepatah "From Zero To Hero". (Javi/berbagai sumber)

 

redaksi

No comment

Leave a Response