Persepsi Yang Keliru Tentang Aktivasi Otak Tengah

 

Matamatanews.com, JAKARTA -Cara kerja otak tengah dimulai dari datangnya impuls dari sumsum tulang belakang dan saraf tepi. Sumsum tulang belakang dan saraf tepi memberikan impuls ke otak besar sebagai pusat kendali anggota tubuh. Lalu impuls dikirim melewati batang otak sebagai jembatan otak kecil dan otak besar. Maraknya program Aktivasi Otak Tengah (AOT) membuat banyak orang mempertanyakan kebenarannya.

KIita pernah mendengar tentang otak kanan dan otak kiri. Tetapi pernahkah kita mendengar tentang otak tengah? Bahkan sampai cara untuk aktivasi otak tengah? Buat anda yang belum tahu, coba bayangkan jika anda tiba-tiba bisa melakukan aktivitas atau bahkan bisa membaca dokumen yang tertutup dengan mata tertutup. Dan yang lebih mencengangkan lagi, pelatihannya juga hanya memerlukan waktu beberapa hari saja.

Otak tengah atau midbrain mempunyai peran yang penting dan bisa dibilang sebagai penghubung antara otak depan dan otak belakang. Otak tengah memiliki fungsi salah satunya menjadi bagian dari sistem saraf pusat yang berkaitan dengan pengaturan suhu, kontrol motorik, pengelihatan, pendengaran, rasa waspada, hingga penyampaian rangsangan sensoris.

Sekarang kita kembali lagi membahas tentang Aktivasi Otak Tengah (AOT). Beberapa waktu lalu program ini sempat marak dan banyak orang tergiur dengan klaim yang bisa membuat hormon menjadi lebih seimbang, emosi lebih stabil, bahkan bisa membaca dengan mata tertutup.

Pada umumnya, metode ini diterapkan untuk anak usia 5-15 tahun karena keinginan orang tua yang memiliki ekspektasi tinggi untuk anaknya agar mempunyai kreativitas yang tinggi, meningkatkan konsentrasi dan ingatan, serta agar mempunyai intuisi yang tajam agar dapat memilih keputusan yang tepat, dan konon membuat anak menjadi genius. Metode ini juga mengklaim dapat meningkatkan daya ingat sehingga seorang anak mampu mengingat materi dari sebuah pelajaran lebih permanen. Itulah mengapa banyak orang tua yang ingin memberi anak pelatihan Aktivasi Otak Tengah karena ingin menemukan alternatif terbaik dan juga menganggap ini sebagai jalan pintas.

Beberapa metode yang dilakukan program AOT adalah metode Kinesiologic Imagination Program (KIR), yaitu memasukkan informasi ke dalam pikiran bawah sadar seseorang yang dibantu oleh sentuhan dan metode Blindfold Reading (BFR) yang merupakan metode belajar dengan mata tertutup.

Anak-anak usia 5-15 tahun lebih mudah menangkap sesuatu. Imajinasi mereka juga lebih kuat dibanding orang tua. Anak usia 5-15 tahun gelombang otaknya lebih didominasi oleh gelombang alpha-theta sehingga mudah diaktivasi karena otak mereka lebih mudah untuk distimulasi dan juga lebih mudah untuk rileks. Sedangkan otak orang dewasa akan lebih sulit distimulasi dan rileks karena beban hidup yang dipikirkan oleh otak mereka ada hampir setiap saat. Itulah kenapa program ini lebih untuk anak-anak.

Selain itu anak-anak juga tidak suka direndahkan atau terlihat berbohong, apalagi saat ada yang mengatakan atau tiba-tiba ada klaim bahwa "Jika kamu orang yang pintar, pasti kamu bisa melihat apa yang ada di dalam dengan mata tertutup." Dan semua orang pun mempunyai harapan yang besar agar dia bisa melakukan hal itu, apalagi anak tidak ingin direndahkan orang lain, bahkan oleh orang tuanya sendiri karena sudah membayar jutaan rupiah untuk metode atau program ini dan ia pun terpaksa berbohong demi menyelamatkan dirinya, hal ini bisa saja terjadi.

Tetapi hal yang tidak disadari bahwa metode ini juga mengandung resiko yang besar karena metode ini justru dapat membuat anak memiliki kepribadian yang ganda. Seperti yang ada pada buku Richard Claproth yang menceritakan tentang bahaya dari Aktivasi Otak Tengah.

Kisah nyata seorang anak bernama Duncan O’Finioan yang dibawa ke tempat pelatihan AOT. Duncan dikatakan dapat menjadi anak yang genius. Dalam program ini, Duncan dapat melakukan hal yang banyak pada anak yang seusianya bahkan tidak bisa. Setelah mengikuti program ini, banyak dampak yang didapatkan dengan cara kerja otaknya. Contohnya dia menjadi anak yang tanpa emosi, sampai ia memiliki empat kepribadian. Karena otak tengah sendiri sudah aktif dari lahir sehingga kita tidak perlu mengaktivasi lagi.

Tidak ada otak yang diaktivasi karena sebenarnya yang diaktivasi adalah indranya, bukan otaknya. Inilah mengapa terjadi kekeliruan istilah, karena seharusnya nama program ini yang tepat adalah "Instalasi Program Pikiran". Dan sebenarnya dalam pelatihan program ini terjadi suatu pemrograman yang dimasukkan ke dalam pikiran bawah sadar anak dengan tanpa melakukan aktivasi otak.

Karena orang-orang sendiri biasanya tidak peduli dengan ilmiah atau tidak dan banyak orang awam yang mengikuti pelatihan ini karena belum tahu kebenarannya bahkan tidak mau tahu kebenarannya tetapi tergiur dengan klaim ini. Dan orang yang sudah mencoba, mereka bilang telah melihat perubahan yang baik setelah mengikuti program ini padahal tanpa mereka sadari itu hanyalah sugesti.

Namun, program AOT ini masih banyak diperdebatkan kebenarannya. Hal ini dikarenakan belum ada metode penelitian dan pembuktian yang benar. Sehingga banyak ilmuwan yang menganggap ini adalah pseudoscience atau ilmu semu. Pseudoscience adalah sebuah pengetahuan, metodologi, keyakinan, atau praktik yang diklaim sebagai ilmiah tetapi tidak mengikuti metode ilmiah. (Javi/berbagai sumber) 

 

redaksi

No comment

Leave a Response