Tiga Lembaga Bantuan Internasional Tangguhkan Operasi Kemanusiaan Di Afghanistan

 

Matamatanews.com, KABUL—Tiga lembaga bantuan internasional besar termasuk Save the Children dikabarkan menangguhkan berbagai program kemanusiaannya di Afghanistan sebagai tanggapan atas perintah pemerintah Taliban untuk menghentikan karyawan perempuan bekerja.Pernyataan ketiga lembaga bantuan internasional itu disampaikan pada Minggu (25/12/2022) kemarin.

Seperti diketahui, pada hari sabtu (24/12/2022) pemerintah Taliban memerintahkan semua organisasi non-pemerintah lokal maupun asing untuk mengirim pulang staf perempuan sampai ada pemberitahuan lebih lanjut.Meski langkah itu banyak dikecam komunitas internasional, namun Taliban tetap menerapkan aturan itu.

Tiga lembaga bantuan kemanusiaan internasional, Save the Children, Norwegian Refugee Council dan CARE International , dalam pernyataan bersamanya mengatakan bahwa mereka menangguhkan program sambil menunggu kejelasan dari pemerintah Taliban.

"Kami tidak dapat secara efektif menjangkau anak-anak, wanita dan pria yang sangat membutuhkan di Afghanistan tanpa staf wanita kami," kata pernyataan itu seperti dikutip The Express Tribune dari Reuters, menambahkan bahwa, tanpa wanita yang mendorong upaya tersebut, mereka tidak akan menjangkau jutaan warga Afghanistan yang membutuhkan sejak Agustus tahun lalu.

Menurut berbagai badan bantuan, penangguhan beberapa program bantuan yang diakses oleh jutaan warga Afghanistan terjadi disaat dari setengah penduduknya yang kini tengah mengalami musim dingin terekstrem , hidupnya bergantung pada bantuan kemanusiaan.

Pernyataan bersama itu juga menyoroti dampak larangan staf perempuan terhadap ribuan pekerjaan di tengah krisis ekonomi yang sangat besar.Sebelumnya, lembaga bantuan internasional AfghanAid juga menangguhkan sementara operasinya, dan tindakan serupa juga dilakukan oleh lembaga bantuan lainnya.

Komite Palang Merah Internasional di Afghanistan juga pada hari Minggu menyatakan keprihatinannya atas langkah tersebut dan larangan sebelumnya terhadap perempuan untuk kuliah seraya memperingatkan "konsekuensi kemanusiaan yang dahsyat dalam jangka pendek hingga jangka panjang".

'Wajib mematuhi'

Seorang juru bicara pemerintahan Taliban, Zabihullah Mujahid, membalas kritik tersebut, dengan mengatakan semua lembaga yang ingin beroperasi di Afghanistan wajib mematuhi aturan negara.

"Kami tidak mengizinkan siapa pun untuk berbicara omong kosong atau membuat ancaman mengenai keputusan para pemimpin kami di bawah judul bantuan kemanusiaan," kata Mujahid dalam sebuah postingannya  di Twitter, mengacu pada pernyataan kepala Misi Amerika Serikat untuk Afghanistan.

Dalam postingannya di Twitter, Kuasa Usaha Karen Decker mempertanyakan bagaimana Taliban berencana untuk mencegah kelaparan di kalangan wanita dan anak-anak setelah larangan tersebut. Ia menujukkan bahwa amerika serikat adalah pendonor kemanusiaan terbesar ke negara itu.(bar)

redaksi

No comment

Leave a Response